Sesaat
aku berpikir diantara hilir mudik kehidupan kampus dan rumah. Setiap pagi
terbangun diluar perkara wajib dan sunah sudah menjadi kewajiban untuk belajar
dan kuliah. Setiap hari menjadi minggu lantas bulan lalu jadi semester yg
membawaku kepada kepingan-kepingan kehidupan yg aku cari. Tapi setiap kepingan
itu kudapatkan aku tidak menemukan corak seni atau setidaknya sesuatu yg
memuaskan hati sedangkan semester demi semester berlalu tapi keadaan selalu
berada dalam keadaan.
Perlu
banyak yg dikoreksi sebenarnya. Dan aku rasa setiap diri merasakan hal yg sama
kecuali ada kepingan yg berbeda dari orang yg berbeda yg membuat hati pun
merasakan hal yg berbeda pula. Tapi sudahlah aku membicarakan tentang kepingan
yg aku dapatkan dan itulah kepingan hidupku yg perlu aku syukuri dan juga perlu
aku sesali.
Setidaknya
jika didudukan dalam sahara kehidupan setiap orang yg ada akan merasakan betapa
matahari adalah matahari sahara. Satu2nya tempat berlindung adalah tuhan
pemilik dan pencipta itu sendiri. Hanya saja usaha dan keistiqomahan menemukan
oase kehidupan juga menjadi peranan penting disamping doa dan tawakal. Dan
inilah kehidupan dipenuhi pilihan dan keputusan. Apa yg aku putuskan sebanding
dengan konsekuensi yg akan aku dapatkan. Menetap atau bergerak dengan keimanan
bahwa kebaikan adalah kebaikan dan keburukan adalah keburukan.
0 komentar:
Post a Comment