3 Mar 2015

SURAT CINTA: Jawaban Atas Kerisauan

Standard
Kali ini aku telah membaca surat cintamu. Tepatnya kemarin sore selepas kuliah. Aku tidak menyangka ternyata kamu menanggapi tulisanku tentangmu. Membaca suratmu, berarti memalukan diriku sendiri tersenyum tanpa sadar memandang layar handphone setelah dosen beranjak pergi. Jika kamu melihatku tanpa sengaja di kampus atau di jalan sedangkan aku tidak mengetahuimu maka jangan heran jika aku sering tersenyum sepanjang bulevar menatap layar gadgetku. Itu tulisanmu yang aku baca berulang-ulang jika kamu mengetahuinya. Teman-temanku juga tampaknya memandangku aneh. Tapi aku tak peduli. Ini surat cintamu dan aku menyukainya.
Aku sudah berusaha keras untuk membalas surat cintamu tapi selalu saja berakhir pada diary lamaku yang penuh dengan kisahmu ini. Termasuk hari ini aku terbangun di pagi hari dengan pena masih menempel pada jemari. Aku baru sadar. Semalam, aku melahap waktu hanya untuk menuliskan rasa dalam diam. Bukan. Bukan maksudku tak mau membalas warkatmu. Tapi diary ini hampir tutup buku tepat di hari ulang tahunmu. Dan aku akan menghadiahkan buku mungil ini kepadamu sebagai hadiah hatiku. Aku yakin. Kamu akan terkejut dengan kumpulan kisah lucu menggelitik hati dalam hidup yang kita lalui bersama. Aku sangat detil. Sepertinya tidak ada kejadian dan perasaan yang terlewat. Aku mengumpulkannya. Aku mendokumentasikannya sebagai hiburan ketika tua menyapa kita. Romantis bukan?
Tapi satu hal yang aku tidak mengerti tentangmu saat itu. Kamu begitu dingin ketika aku duduk di kursi di perpustakaan kampus. Aku selalu mencoba mencairkan suasana sedapat dan sebaik yang aku bisa. Ini adalah kejadian konyol yang paling meremas sentimenku. Sebagai seorang penulis, aku hampir pingsan untuk mengumpulkan data kenapa kamu bersikap seperti itu. Berbagai deduksi mengalir dalam kraniumku yang hampir saja membuatku penat memikirkan kemungkinan yang paling tepat atas sikapmu. Tapi selalu saja solusi yang aku buat gagal. Dan dari berbagai kemungkinan itu aku tuliskan juga dalam diaryku ini yang mungkin akan membuatmu kagum betapa rempongnya pikiranku saat itu. Tapi suratmu tadi malam sepertinya kamu menerima kode kegelisahanku dan kini aku mengerti.
Akhirnya, ini suratku untukmu yang kubuat secara kilat tapi tidak mengurangi rasa dan diksi seperti dalam standar karya-karyamu. Juga sebagai balasan dari penantianmu akan suratku jika kamu bingung atas sikapku.
Salam dariku
Seorang lelaki picisan dihadapanmu.

6 comments:

  1. hmm, sepertinya ini curcol abis :)
    semoga besok dia udah nggak dingin lagi ya,
    meskipun bangku perpus masih terasa dingin..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha jadi malu ketahuan klo ni curcol. Moga aja dia baca ya hehe

      Delete
  2. Wah, ini surat cinta yang keren bro.

    Gue kebawa suasana, ni. Membayangkan lu ketawa2 sendiri sambil liat gadget. :D

    Keknya jangan lama2 ketawanya, bro. Takut dikira..... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. pernah di ketawain nambrak tiang gue gara2 ngeliat hp terus :-D

      Delete
  3. Replies
    1. Mbak mau aku kirimin surat cinta jugakah? Hahahaha

      Delete