5 Mar 2015

SURAT CINTA: Pelangi Pinky

Standard
Sudah lama aku menantikan hujan bertandang di hatiku. Sejak musim semi berlalu membawa suka dan duka. Menciptakan eskalasi rindu siaga satu. Mengekspansi hati dengan epidemi renjana. Itu tidak mudah kawan. Kamu tahu. Aku yakin kamu tahu apa akibatnya jika hujan tak kunjung tiba. Sakit. Kalbuku ini hampir menderita dehidrasi kerinduan akan hadirmu sedangkan musim panas terakhir tenggorokanku tercekat betapa perihnya jiwa ini alami evaporasi perasaan. Tapi kamu tak pernah menyadarinya sejak mata bertemu di musim semi kala itu.
Aku tidak akan menyalahkan keadaan atau dirimu dengan sederet kata 'seharusnya' yang dirangkai oleh sentimen. Atau dengan memujimu terlebih dahulu lantas di tengahnya ku selipkan kata tetapi. Ya itulah dirimu dan inilah diriku dalam perbedaan. Aku terima. Dan aku sadari aku nyaris sekarat untuk mengoperasi sebuah kata 'bagaimana'. Aku sudah berusaha sebaik yang aku bisa. Tapi, tampaknya musim dingin segera tiba. Aku rasa kamu juga akan tetap seperti itu. Entah berapa musim berlalu, dingin sepertinya adalah musim yang paling kamu sukai sedangkan sederet musim panas dan gugur sepertinya aku mulai terbiasa dengan keadaan itu.
Aku bukan sedang mengemis belas kasih atau simpati darimu. Jika itu terlintas dalam pikiranmu sebaiknya kamu usap terlebih dahulu. Surat ini ada hanyalah transmisi rindu dari beku dan juga sebagai penghantar tresna dariku layaknya selembar surat berstempel cinta yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan resmi dan tersohor. Itu yang aku maksud.
Di negeri ini, hujan turun di musim dingin. Aku ingin berpesan jika kamu temukan warkat ini entah dimana dan dari siapa. Cobalah tengok langit siang hari dikala hujan menyapa jendela flatmu. Jika kamu temukan pelangi pinky di kornea matamu, itu diriku mencoba menjadi busur spektrum cinta yang siap melesatkan anak panah renjana pada hatimu yang pada akhirnya, kamulah yang menentukan kembali menutup jendala atau membiarkan panah itu membelah bongkahan batu es milikmu. Tapi seandainya tak kamu temukan keluwung itu berarti hatiku telah damai dengan ketetapan-Nya. Maka, hujan di mataku dan di matamu layaknya hujan-hujan sebelum diriku dan dirimu lahir ke dunia.
Ku tulis surat ini secara singkat ketika pagi hujan merindu pelangi. Pada saat itu aku lihat bianglala membentuk busur indahnya tepat dimana kamu tinggal. Aku harap kamu baik-baik saja.
Salam dariku
Lelaki picisan dihadapanmu.

12 comments:

  1. Mas, aku jatuh cinta :)

    Bookmark, ah~~~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aih kyaknya tukang posnya salah kirim surat nih. Maaf maaf hahahaha
      Wah makasih bnget di bookmark... :-D

      Delete
  2. Ini suratnya galau apa sedih kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahah jadi bingung pilih yg mana. Campur aduk kyak gado2 hhe

      Delete
  3. Yang galau, yang galau...
    Minum es campur dulu biar ati adem... :)
    Semangat terus, kakak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masuk kulkas aja ah biar adem semua haha
      Oke tetep semangat...

      Delete
  4. Selamat ya buat kamu
    Kamu dapat LIEBSTER AWARD
    http://whulanbangul.blogspot.com/2015/03/the-first-liebster-award.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. wow... ini ni... yang bikin tangan capek... hahahah
      makasih banyak ini award pertama aku. nanti kalo aku dapet lagi aku kasih ke kamu hehehehe

      Delete
  5. Deuh :p
    Yang galau akibat fobia sama gebetan
    Dan akhirnya hanya bisa memandang dari kejauhan
    Wkwk

    ReplyDelete