1 Mar 2015

LOGIKA, CINTA, DAN HARAPAN

Standard
Membicarakan cinta memang tiada habisnya. Tak lekang oleh waktu. Tak bosan diulang. Seperti aku selalu bercerita kepadamu tentang cintaku laksana cahaya dimana gelombang elektromagnetiknya merambat secara transversal pada dua buah bidang tegak lurus yaitu medan cinta dan medan rindu. Ketika gelombang cinta merambat akan mendorong gelombang rindu. Begitupun juga sebaliknya hingga cahaya itu saling menyinari hati kita yang terkadang membentuk spektrum cinta yang begitu indah berwarna. Tiada habisnya. Selalu kita nikmati dalam mimpi. Selalu kita bicarakan dalam khayalan.
Namun mencintaimu seakan diriku juga dipaksa untuk berserah diri sebelum memasuki sebuah portal bernama perasaan. Bahkan terkadang harus tega membanting logika lantas menatapnya acuh dalam tangisan sedangkan yang aku tahu hanyalah sebuah kata ‘memalukan’ tatkala aku tersadar.
Dalam posisi ini aku bukanlah diriku. Aku adalah apa yang aku rasakan. Aku dapat menjelma menjadi seribu rasa yang menuntunku menjadi aku. Kadang aku merengek seperti anak kecil. Kadang aku merajuk dalam tangisan. Kadang aku marah dalam cemburu. Kadang aku tampak lemah, kasar, cuek, perhatian, bahkan egois sekalipun. Itu semua dapat berubah-ubah dalam hitungan detik dalam frekuensi perasaan.
Tak kuasa bertahan aku pun lari kebelakang mencari logika yang tercampakkan. Berusaha aku menuntunnya keluar dari pintu perasaan mengusap air matanya yang mencoba tegar dipermalukan oleh rasa. Kini aku ditengah-tengah logika dan rasa. Aku rasa aku harus seimbang diantara keduanya. Dan cintaku padamu tetaplah laksana cahaya. Maksudku, kelak ketika harapan menjadi nyata.

4 comments:

  1. Kunjungan perdana. Salam.
    Semoga cintanya berakhir bahagia, aamin.

    salam,
    http://alrisblog.wordpress.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin hhe
      Mkasih bnyak kunjungannya n siap kunjungan balik.

      Delete
  2. saya suka kalimat ini " Kadang aku tampak lemah, kasar, cuek, perhatian, bahkan egois sekalipun. Itu semua dapat berubah-ubah dalam hitungan detik dalam frekuensi perasaan."...
    dalam skali. salam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hhe ungkapan dari hati itu dari hati yg terdalam...

      Delete